Bogor, STIPANnews – Lulus dari jurusan Ilmu Pemerintahan di Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIPAN) dan lulus pada tahun 2016, Kepala Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor, Rakhmat Hamami, S.IP banyak belajar tentang tehnik pengambilan keputusan, manajemen dan kultur organisasi, dan pemerintahan daerah yang sangat membantunya saat memimpin.

"Banyak sekali ilmu yang dipelajari seperti sosiologi, anthropologi dan banyak ilmu lainnya sehingga memudahkan dalam berhubungan dengan manusia, kelompok dan masyarakat. Sehingga Cibeurum menjadi aman. Belajar di STIPAN membuat kita bisa berfikir lebih jauh," ujar Rakhmat Hamami di Kantor Desa Cibeureum, Rabu 8 Juni 2022.

Menurutnya Cibeuruem dibawah kepemimpinannya mendapat segudang prestasi sehingga menjadi desa percontohan Kementerian Dalam Negeri dan pernah dijadikan sebagai tempat studi banding kepala desa seluruh Indonesia. "Ini berkat ilmu yang didapat di STIPAN, saya jadi tahu ilmu-ilmu pemerintahan. Untuk itu, saya mengajak seluruh kepala desa utamanya di Kabupaten Bogor untuk bisa kuliah di STIPAN," ujar kades tiga periode ini.

Rakhmat Hamami mengatakan, pada periode ini Desa Ciberueum telah melaksanakan pembangunan infrastruktur di beberapa titik diantaranya pembangunan jalan sepanjang 2km yang menghubungkan tiga desa yaitu Cibeureum, Citeko dan Tugu Selatan. "Saat ini pembangunan sudah berjalan 100 persen dan dilaksanakan dengan dana dari bantuan 'samisade' atau satu miliar satu desa dan tambahan dengan dana desa di titik lain," tambahnya.

Lebih lanjut Rakhmat mengatakan ilmu dari STIPAN dapat diimplementasikan setiap proses pembangunan di Cibeureum "Pembangunan dilakukan sesuai hasil musrenbang desa yang sebelumnya telah dilakukan pra musrenbang untuk mengumpulkan data dari masyarakat. Usulan pembangunan ini digali dari bawah sehingga dapat dilaksanakan secara maksimal. Namun demikian tetap menerapkan skala prioritas karena tidak semua usulan dapat dicover," bebernya.

Meski pembangunan berjalan dengan baik, namun Rakhmat mengakui masih ada kendala yang harus dihadapi pamong desa. "Kendala utama ada pada pola pikir masyarakat yang belum maksimal dan belum berpikiran maju. Kita sebagai pemimpin di desa secara bertahap memberikan pemahaman kepada masyarakat agar memiliki pola pikir yang lebih luas sehingga dalam hubungan lingkungan, kelembagaan dan kemasyarakatan sehingga kendala-kendala itu pelan-pelan dapat diatasi. Saya masuk STIPAN bisa menjadi jadi acuan kedepan agar bisa diikuti masyarakat sehingga sehingga pola pikir dapat berkembang dan maju," lanjut Rakhmat.

Kedepan ia berharap dalam setiap pembangunan, calon kepala daerah harus memiliki visi dan misi yang tertuang dalam RPJMdes karena tanpa RPJMdes maka akan sia sia. "Visi dan misi calon kepala desa bisa diaplikasikan melalui partisipasi masyarakat secara akutabel dan bertanggungjawab. Dan perangkat desa bisa menambah pengetahuan pemerintahannya dengan bersekolah di STIPAN." tandasnya. SC-02*